Maafkan aku, kawan
Dua orang sahabat karib sedang berjalan melntasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tetapi tanpa berkata-kata, Dia menulis di atas pasir: “ hari ini, sahabat terbaikku menampar pipiku.”
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika Dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, Dia menulis di sebuah batu: “ Hari ini sahabat terbaikku telah menyelamatkan nyawaku.”
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya:” Mengapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulis di batu?”
Temannya sambil tersenyum sambil menjawab, “ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Namun jika sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin.”
“Daryanto, satu nusa”
Dua orang sahabat karib sedang berjalan melntasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tetapi tanpa berkata-kata, Dia menulis di atas pasir: “ hari ini, sahabat terbaikku menampar pipiku.”
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika Dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, Dia menulis di sebuah batu: “ Hari ini sahabat terbaikku telah menyelamatkan nyawaku.”
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya:” Mengapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulis di batu?”
Temannya sambil tersenyum sambil menjawab, “ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Namun jika sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin.”
“Daryanto, satu nusa”